Selasa, 19 April 2011

Logam Mulia Sedang Naik Daun

BURSA BERJANGKA
Kompas, Senin, 20 September 2010 | 03:15 WIB

Di pasar berjangka New York, harga kontrak berjangka emas diperkirakan akan terus meningkat walaupun telah mencapai rekor tertinggi pada Jumat lalu.
Kenaikan harga emas itu bersamaan dengan melejitnya kurs yen Jepang yang mencapai rekor tertinggi dalam 15 tahun terakhir.
Kenaikan harga emas tersebut disebut-sebut disebabkan oleh kekhawatiran pasar soal sistem perbankan di Eropa. Pasar juga khawatir dengan sistem mata uang global terkait perseteruan antara Amerika Serikat dan China soal nilai yuan yang dianggap terlalu lemah.

Pasar juga khawatir karena ada pembicaraan soal perlunya kebijakan moneter dikendurkan untuk mendorong pemulihan ekonomi AS yang masih rentan.
Semua ini dianggap sebagai indikasi tentang perekonomian global yang tidak meyakinkan. Namun, di sisi lain, tidak tertutup kemungkinan hal ini juga akibat ulah para spekulan yang memang menjadikan isu sebagai penggerak harga.
Harga kontrak berjangka emas yang paling aktif ditransaksikan adalah kontrak untuk penyerahan Desember. Harga kontrak untuk kategori ini naik 3,70 dollar AS atau 0,3 persen menjadi 1.277,5 per troy ounce di bursa berjangka New York.
Kekhawatiran tentang utang sejumlah negara di Eropa juga merupakan salah satu pendorong kenaikan harga emas. Transaksi logam mulia ini tidak selalu langsung terkait dengan roda ekonomi, seperti komoditas industri lain seperti tembaga dan minyak.
Emas lebih sering disebut sebagai tempat pelarian yang aman ketika investor khawatir tentang perekonomian atau pasar modal. Saat pasar bergejolak, saat orang-orang takut akan keamanan dana-dana investasinya, emas adalah pilihan yang dianggap aman (safe haven).
Kenaikan harga emas juga didukung dengan terus adanya pembicaraan soal stimulus ekonomi di AS. Beberapa orang berpendapat, lemahnya dollar AS dan potensi tingginya inflasi dalam jangka panjang akan dapat membuat emas sebagai sarana lindung nilai.
”Harga emas sedang meningkat karena pasar berpikir bahwa Bank Sentral akan mencetak uang sebelum akhir tahun ini untuk mempertahankan aktivitas perekonomian,” kata analis Neil MacKinnon dari VTB Capital.
”Para investor beranggapan, ekonomi AS benar-benar kembali memasuki jalur double-dip (resesi yang diikuti pemulihan, kemudian mengalami resesi lagi), karena itu mengambil sikap,” katanya.
Pelemahan kurs dollar AS, terutama terhadap yen Jepang, juga akan membuat perburuan emas terus berlangsung karena harga logam mulia yang berdenominasi dollar AS semakin murah.
”Ini seperti pemeo, ketika bisnis sepi, tetaplah membeli emas,” ujar Michael Gross, pialang dan analis dari OptionsSeller.
Faktor pendukung kenaikan emas lainnya adalah berita bahwa AngloGold Ashanti Ltd, salah satu produsen logam berharga, merencanakan akan mencari dana sebesar 1,37 miliar dollar AS untuk modal berjualan kontrak berjangka emas. (AP/AFP/joe)

Tidak ada komentar: