MI/Adam Dwi Putra/wt |
JAKARTA – Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) melirik potensi yang dimiliki oleh Universitas Terbuka (UT). Perguruan tinggi yang menerapkan sistem belajar jarak jauh (distance learning). Jumlah dan kualitas Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) bakal ditingkatkan untuk menggenjot angka partisipasi kasar (APK) mahasiswa. Target Kemendiknas, APK pada 2014-2015 sebesar 30 persen.
Mendiknas M. Nuh menjelaskan, dirinya memang sedang membidik Universitas Terbuka (www.ut.ac.id). Menurut dia, keberadaan Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) bisa mengatasi minimnya penyebaran perguruan tinggi. Dengan adanya Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) tersebut, bisa mengatasi persoalan pembangunan perguruan tinggi konvensional.
Di mana dalam jenis konvensional tersebut, dosen dan mahasiswa harus bertemu dalam satu tempat. Selama ini, jajaran Kemendiknas kualahan meningkatkan jumlah perguruan tinggi karena terbentur biaya pengadaan fisik bangunan. “Jika dengan optimalisasi Universitas Terbuka biaya bisa ditekan,” kata dia.Mantan rektor ITS itu menjelaskan, program Kemendiknas untuk pendidikan tinggi adalah meningkatkan angka partisipasi kasar (APK). Tahun 2010 lalu, Kemendiknas mencatat APK mahasiswa dengan usia 19-23 tahun masih 23 persen. Kemendiknas memasang target, pada periode 2014-2015 nanti, APK tersebut bisa naik menjadi 30 persen. “Kita masih kurang tujuh persen,” jelas Nuh.
Dalam hitungan Kemendiknas, tiap satu persen setara dengan 400 ribu mahasiswa. Optimalisasi Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) ini merupakan wujud dari kerjasama pendidikan dengan India. Nuh menerangkan, di tengah jumlah manusia yang cukup besar, India bisa menjalankan program pendidikan jarak jauh. Nah, di Indonesia jumlah penduduk juga terhitung besar. Sehingga, cara di India itu bisa dijadikan untuk mengatasi persoalan pemerataan pendidikan tinggi.
Untuk mengoptimalkan peran Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) tersebut, Kemendiknas sudah menyiapkan pematangan program Electronic Learning (E-Learning). Menggunakan media elektronik di dalam pendidikan jarak jauh, cukup menunjang. Sehingga, proses transfer ilmu dari dosen ke mahasiswa bisa tersampaikan dengan optimal.
Cara lain untuk menggenjot jumlah mahasiswa yang belajar di Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) adalah, menambah lagi titik-titik penyelenggaran Universitas Terbuka (www.ut.ac.id). Menurut Nuh, saat ini sebaran Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) masih belum merata. Meskipun begitu, dia mencatat mahasiswa Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) sudah mencapai 600 ribu mahasiswa lebih. “Jumlah tersebut cukup besar,” kata dia.
Nuh lantas membeber, ganjalan yang selama ini dihadapi Universitas Terbuka (www.ut.ac.id). Ganjalan yang paling besar adalah dari penilaian masyarakat. Menurut mantan menteri Komunikasi dan Informasi tersebut, masyarakat masih menilai jika kuliah itu harus ada pertemuan tatap muka langsung antara mahasiswa dengan dosen dalam kelas. “Harus juga menenteng tas dan buku,” terang dia.
Pandangan masyarakat tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan sistem belajar yang di terapkan Universitas Terbuka (www.ut.ac.id). Mahasiswa yang belajar di Universitas Terbuka (www.ut.ac.id), tidak harus bertemu dengan dosen dalam kelas. “Mahasiswa juga tidak menenteng tas kemana-mana. Belajarnya kan dirumah,” tutur Nuh. Persoalan persepsi masyarakat ini, tidak gampang untuk diluruskan. Namun, Kemendiknas tetap berupaya untuk mensosialisasikan keberadaan Universitas Terbuka (www.ut.ac.id) tersebut. (wan)
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2011/02/06/83796/Mendiknas-Genjot-Potensi-Universitas-Terbuka-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar