TEMPO Interaktif, East Lansing - Di mata para ilmuwan Michigan State University (MSU), Amerika Serikat, kalajengking bukanlah serangga beracun yang harus ditakuti. Binatang itu ternyata dapat menjadi sahabat para petani karena bisa membantu menumpas hama pengganggu tanaman.
Ke Dong, pakar toksikologi serangga dan neurobiologi MSU, mempelajari efek bisa kalajengking dengan harapan dapat menemukan cara baru untuk melindungi tanaman dari hama. Hasil studi Ke Dong yang dipublikasikan dalam Journal of Biological Chemistry ini mengungkapkan cara kerja bisa itu dalam memberantas hama.
Riset sebelumnya dalam mengidentifikasi toksin kalajengking amat bermanfaat dalam pengembangan insektisida. Bisanya menyerang berbagai saluran dan reseptor yang mengendalikan sistem otot dan saraf mangsanya. Salah satu target utama toksin kalajengking adalah saluran sodium dalam membran yang terbuka dan menutup mengikuti perubahan voltase, protein yang ditemukan dalam sel saraf, dan otot yang berperan dalam proses pemancaran sinyal listrik cepat.
"Yang menarik, beberapa toksin kalajengking mempengaruhi satu jenis saluran sodium secara selektif," kata Dong. "Tujuan proyek racun kalajengking kami adalah untuk memahami mengapa toksin kalajengking tertentu bekerja pada saluran sodium serangga, tapi tidak berpengaruh terhadap mamalia."
Dong dan satu tim peneliti berhasil mengidentifikasi residu asam amino dalam saluran sodium serangga yang membuat saluran itu kian rapuh terhadap bisa kalajengking gurun Israel tersebut. Tim itu juga menemukan bahwa sensor voltase kanal sodium itu dapat mempengaruhi potensi toksin kalajengking.
"Investigasi pengaruh bisa terhadap saluran sodium itu dapat memberi informasi berharga dalam merancang insektisida baru yang mengincar saluran tersebut secara selektif," kata Dong.
Beberapa insektisida yang ada saat ini memang bekerja dengan mengincar saluran sodium, namun banyak serangga sudah mengembangkan resistansi terhadap obat pembunuh hama itu. Kini para ilmuwan juga mempelajari bagaimana serangga resistan terhadap insektisida dan alternatif untuk mengendalikan hama yang telah resistan itu.
SCIENCEDAILY | TJANDRA Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2011/05/03/brk,20110503-331892,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar