Kompas, Senin, 18 Oktober 2010 | 03:35 WIB
GETTY IMAGES/SEAN GALLUP
Tiga perempuan Kurdi, semuanya dari Turki, berbincang di Kreuzberg, sebuah distrik yang memang sarat dengan imigran, pada akhir September lalu. Politisi Jerman kini tengah hangatberdebat soal masa depan kebijakan Pemerintah Jerman, yang semula mendorong kaum imigran agar lebih berintegrasi dengan masyarakat Jerman.
POTSDAM, SABTU - Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan, usaha untuk membangun masyarakat multikultural di Jerman telah gagal total. Para imigran yang hidup di Jerman harus memulai proses integrasi dengan belajar bahasa Jerman dan menghargai budaya lokal.Pernyataan Merkel tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan dengan kader muda Partai Uni Demokrat Kristen (CDU), partai asal Merkel, di kota Potsdam, Jerman, Sabtu (16/10).
Menurut dia, konsep multikulti, yang memandang masyarakat dari berbagai latar belakang budaya berbeda bisa hidup berdampingan secara damai tanpa proses integrasi, ternyata tak berjalan baik. ”Pendekatan (multikultural) ini telah gagal, gagal total,” tandas Merkel, yang memimpin pemerintahan Jerman sejak 2005.
Ia menambahkan, para imigran harus lebih berintegrasi dengan kebudayaan Jerman, yakni dengan belajar bahasa Jerman dan menerima norma-norma kultural masyarakat Jerman.
Debat soal imigran di Jerman memanas akhir-akhir ini setelah sebuah buku yang ditulis Thilo Sarrazin, seorang bankir Bank Sentral Jerman, menuduh para imigran Muslim telah menurunkan kualitas masyarakat Jerman.
Sarrazin langsung dipecat dari Bundesbank dan pandangannya dikecam. Namun, bukunya menjadi sangat populer dan beberapa jajak pendapat menunjukkan, mayoritas warga Jerman setuju dengan pendapat Sarrazin.
Survei yang digelar lembaga think tank Friedrich Ebert Foundation menunjukkan, 30 persen masyarakat Jerman meyakini negeri itu kini sudah dipenuhi orang asing. Sekitar 30 persen responden juga percaya, alasan 16 juta imigran tersebut datang ke Jerman adalah untuk mencari keuntungan dari berbagai program sosial pemerintah.
Merkel juga mendapat tekanan dari partainya sendiri untuk bersikap lebih tegas kepada para imigran yang tak menunjukkan niat untuk berintegrasi dan beradaptasi dengan masyarakat Jerman.
Horst Seehofer, Ketua Partai Uni Sosial Kristen (CSU), partai sehaluan dan rekan koalisi CDU, mengatakan, para imigran, terutama dari Turki dan negara-negara Arab, jelas terlihat susah beradaptasi dengan kultur Jerman. ”Multikulti sudah mati,” ujar Seehofer.
Bagian dari Jerman
Di sisi lain, Merkel juga tidak mau dianggap menerapkan kebijakan antiimigran. ”Kita tak ingin memberi kesan kepada dunia bahwa orang-orang yang tidak langsung bisa berbahasa Jerman atau orang-orang yang tak berbahasa Jerman dari kecil tidak diterima di negara ini,” kata Merkel.
Kanselir Jerman tersebut berusaha mengambil jalan tengah dengan menekankan pentingnya proses integrasi bagi para imigran sekaligus mengatakan orang Jerman harus menerima budaya para imigran, termasuk masjid, sebagai bagian dari keseharian mereka.
Sebelumnya, Presiden Jerman Christian Wulff menegaskan, Islam adalah bagian dari Jerman sebagaimana Kristen dan Yahudi.
Beberapa universitas di Jerman juga mulai membuka jurusan untuk melatih para imam masjid berbahasa Jerman sebagai usaha untuk membantu proses integrasi sekitar 5 juta Muslim di negara itu.
Munculnya sentimen antiimigran di kalangan para politisi Jerman akhir-akhir ini diduga berkaitan dengan tingginya angka pengangguran di kalangan orang Jerman, sementara pemerintah terus membuka pintu bagi tenaga kerja asing.
Akhir pekan lalu, Menteri Perburuhan Ursula von der Leyen mengatakan adanya kemungkinan mempermudah syarat masuk bagi para pekerja terampil dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Jerman. ”Selama beberapa tahun, lebih banyak orang yang meninggalkan negara ini daripada yang masuk,” tutur dia kepada Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung.
(AFP/AP/BBC/DHF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar